Rabu, 07 Desember 2011

KEHIDUPAN DI RUMAH ADAT KARO

MENUNGGU KERUNTUHAN RUMAH ADAT SUKU KARO


Rumah Mbelin 2009 Desa Lingga


Rumah Manik 2009 Desa Lingga. Dinding sebelah kiri dari hilir.




Rumah Tarigan 2009 Desa Lingga





















Rumah Ligei 2009 Desa Paribun












Rumah Gugung 2009, Desa Paribun

Katanya tahun 50 an Desa Lingga memiliki Rumah Adat Suku Karo (RASK) sebanyak 50 unit, kini 2009 tinggal dua unit yang dihuni. Dan kedua unit tersebut masih dihuni karena ada perhatian Pemerintah dan merenovasi beberapa waktu yang lalu.
Ada beberapa masih berdiri seperti Rumah Tarigan, Rumah Bangun, Rumah Manik, Rumah Mbelin, namun tinggal menunggu hari keruntuhan. Masa kokoh dan kegagahannya mulai surut dimakan waktu yang terus berlalu.
Tampaknya RASK yang pernah ada dan besar kemungkinan setiap desa di Kabupaten Karo pernah memiliki RASK.
Saat revolusi kemerdekaan banyak desa membumihanguskan RASK karena tak rela digunakan oleh Belanda. Penduduk mengosongkan desa eksodus ke desa yang dianggap aman. Lenyap karena dibumihanguskan maupun RASK yang runtuh karena perjalanan waktu alias alamiah layak huni RASK sampai pada puncaknya tak pernah terganti oleh pendirian bangunan baru RASK. Tepatnya barangkali abad 19 tidak ada pembuatan RASK.
Bagi desa yang tidak pernah membumihanguskan desanya memang masih ada satu dua RASK yang kini masih dihuni. Namun bangunan RASK tersebut tampak dimakan usia juga. Padahal dugaan usia layak huni RASK sekitar 300 tahun.
Di Desa Paribun masih ada dua unit RASK dinamai Rumah Gugung dan satu lagi dinamai Rumah Ligei keadaan 2009. Tahun lalu masih dihuni.
RASK sebenarnya tempat aplikasi adat kehidupan budaya suku Karo oleh leluhur Suku Karo dahulu kala. Dalam hunian tersebut diterapkan langsung oleh seluruh penghuni sebanyak delapan rumahtangga. Tidak sembarang orang dapat menempati salah satu petak keluarga dari delapan petak keluarga tersedia..
Pendirian bangunan RASK juga melibatkan bayak keluarga pihak tertentu. Terlibat juga guru ahli meramal dan segala mantera.
Pendirian bangunan RASK tampaknya tak sejalan dengan pemahaman suku Karo atas agama dan disamping itu pergeseran budaya tempat tinggal yang cenderung mendirikan bangunan hunian privat dan individu seperti layaknya masyarakat umumnya disekitar mereka.

0 komentar: